Senin, 07 Oktober 2013

Perlintasan Mbah Ruwet

Perlintasan KA Mbah Ruwet renggut 16 korban jiwa

Perlintasan kereta api tanpa palang kembali memakan korban. Kali ini bus yang membawa rombongan pengantin disambar ka Pramex 759 jurusan Solo-Yogyakarta di Jombor Klaten Jawa Tengah Minggu (5/7) siang sekitar pukul 10.33. Sebanyak 16 penumpang bus tewas dan belasan lainnya luka parah.
Rombongan tersebut akan menghadiri hajatan di Dusun Sragon, Desa Mlese, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.
Menurut salah satu korban selamat, Jarot, sesaat sebelum tabrakan bus sempat berhenti di perlintasan karena ada sepeda motor mogok di depannya. Saat motor berhasil melintas, giliran bus yang mogok. Pada saat itu kereta api melaju dan langsung menabrak hingga bus terseret sekitar 500 meter.
Seluruh penumpang yang jumlahnya sekitar 30 orang tidak sempat menyelamatkan diri. Pengendara sepeda motor yang sebelumnya mogok dan berada di lintasan rel pun tersambar.
Pejabat Humas PT KAI Daops VI Yogyakarta, Eko Budiyanto, saat diminta konfirmasi mengenai kronologis kecelakaan tersebut menjelaskan lintasan kereta api Mbah Ruwet tidak ada penjaganya karena merupakan lintasan liar yang tidak dikelola oleh PT Kereta Api.
“Kecelakaan terjadi ketika sebuah mini bus berpelat nomor AD 1444 BE yang penuh penumpang melintasi lintasan kereta api ketika pada saat yang sama melintas Pramex. Diduga hal itu karena kelalaian,” kata Eko.
Menurut Eko, korban tabrakan kereta api dan bus tersebut kemudian dibawa ke Rumah Sakit Suraji Tirto Negoro Tegalyoso dan Rumah Sakit Islam Klaten. Catatan sementara dari PT KAI, korban meninggal dalam kejadian itu 16 penumpang dan 6 lainnya luka berat
“Akibat dari tabrakan itu sempat mengakibatkan satu gerbong kereta api Pramex masih berada di lokasi karena dua as roda gerbong tersebut anjlok dari rel,” katanya.
Sumber lain menyebutkan mini bus tertabrak Pramex karena membawa penumpang dalam jumlah banyak, akibatnya saat melintas di perlintasan kereta api tidak bisa berjalan dengan cepat.
Totok Subagyo, petugas keamanan RSUD Suraji Tirto Negoro Klaten, saat dihubungi mengatakan korban meninggal semuanya warga Dusun Bronto, Desa Janti, Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Korban meninggal antara lain Siswo Sumanto (60), Nur Laila (40), Wahyuni (15), Budi (39), Sumiyati, Trio (11), Wagiyem (50), Painem (60), Painem (60), Tinem (55), Legiyem (60) dan Tumiyem (40).
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari petugas jaga di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Islam Klaten, Sri Berlianti, para korban yang sempat dibawa ke Rumah Sakit Islam Klaten sebanyak 12 korban, dua di antaranya meninggal dunia sedang yang lain mengalami kondisi luka berat serta kritis
“Korban sempat dibawa kesini, sedangkan yang meninggalkan memang dibawa ke Rumah Sakit Tegalyoso Klaten. Lukanya luka cukup berat dari patah tulang hingga luka terbuka karena terhimpit dan benturan saat terjadi kecelakaan,” ungkapnya. (gna-kabarsoloraya.com/joe-The Real Jogja)
  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar